Tek cetak cetek cetak cetek (*efek sound ngetik)
Huaa, udah lama juga gak ngepost lagi dan entah kenapa jadi
fired up (semangat.red) buat nge-post di tengah gundah gulana badai menerjang
akan tugas-tugas yang bergelimpangan yang membuat hati menjadi tegang seakan
merubah hidup seakan cinderella yang selalu ters---- (STOP in Detik ini udah
mulai berlebihan) Detik berganti menit, menit berganti jam inspirasi mulai
berkabut wkwk. Oke lanjut gue yang udah kece ombak gini mau ngepost. *muka serius*
Jalan menuju impian, kadang kasar, keras, dan gak rata
kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan
oleh orang lain
seperti seekor marmut berwarna merah jambu yang terus
menerus jatuh cinta, loncat dari suatu relationship ke yang lainnya, mencoba berlari
dan berlari didalam roda bernama cinta, seolah-olah maju tetapi tidak...karena
sebenarnya jalan ditempat.
bagaimana besarnya masalah kita, orang-orang lain akan tetap
berjalan maju. tidak ada yang memahami. walaupun ketika kita bercerita mereka
pasti akan bilang, 'gue tau apa rasanya' tapi mereka tidak bener-bener tau.
karena mereka tidak dalam posisi kita. Tidak!
satu hal yang gue sadarin, gue jadi sedikit ngerti kenapa
kisah 'cinta' waktu zaman SD itu disebut cinta monyet. seperti gue dulu, yang
gak peduli bisa bahasa inggris apa engga, gak peduli reaksi dia bakalan kayak
gimana, gak peduli rambut gatel, atau bau badan jadi kayak bunga kuburan. hanya
satu yang peduli; gue dapet perhatian orang yang gue suka. mungkin, orang dewasa
melihat ini bodoh, seperti monyet. tapi gue rasa ini adalah problem yang ada di
orang dewasa. problemnya, orang dewasa gak lagi kayak anak kecil. untuk cinta
sama orang aja, yang namanya orang dewasa harus melalui banyak pertimbangan;
agama harus yang sama, harus punya pekerjaan tetap, harus bisa ngebikin nyaman,
harus deket dengan orang tua... bla bla bla bla kemana gaya cinta-cintaan zaman SD dulu? kemana
sikap masa bodo, dan hanya pentingin satu: gue suka sama dia. hmmm. kalo gitu,
orang dewasa bisa disebut cinta yang lebih primitif dari cinta monyet, dong?
mungkin, itu seharusnya disebut cinta brontosaurus.
Gue gak pernah ngerti sama diri gue sendiri kenapa terkadang
sebuah hal yang (kayaknya) kecil bisa begitu jadi besar buat gue. Bisa ngebuat
gue kecewa, dan gue gak pernah ngerti kenapa kekecewaan ini bisa berubah
seperti kanker yang menyebar dan menggerogoti perasaan gue sendiri… lama-lama
ngebunuh dari dalam… dan mati. Gue gak pernah mengerti bagaimana harus
mensiasati ini. Gue gak pernah ngerti kenapa buat gue, what has done yah done…
the damage has been done, and nothing we can do about it. There is absolutely
nothing we can do about it. Kenapa? Kenapa gue gak bisa membuat semua ini
seolah gak nampak, dan jalan terus. Kenapa? Kenapa? Kenapa gue harus membuat
semua hal sempurna?
Kalau yang namanya kesempurnaan itu gak ada, dan kita terus
mengejar kesempurnaan, apa gue berarti mengejar sesuatu yang tidak ada? Dan
kalau yang namanya memaafkan itu berarti melupakan, bagaimana cara melupakan
sesuatu yang telah kita maafkan? Bahkan jika hal tersebut tidak seharusnya
terjadi?
Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan
perasaan hati yg tidak tersampaikan dan hanya bisa, seperti yang mereka selalu
lakukan, jatuh cinta sendirian.
The Chi-Tin Iron Staking Kit - Titanium Lines
BalasHapusThe Chi-Tin Iron Staking Kit titanium welder is a staple item trekz titanium for many new and experienced The Chi-Tin Iron Staking Kit is a titanium engagement rings staple item for many titanium flash mica new and micro hair trimmer experienced