Kamis, 17 Januari 2013

Not Understand ! Why?


Tek cetak cetek cetak cetek (*efek sound ngetik)

Huaa, udah lama juga gak ngepost lagi dan entah kenapa jadi fired up (semangat.red) buat nge-post di tengah gundah gulana badai menerjang akan tugas-tugas yang bergelimpangan yang membuat hati menjadi tegang seakan merubah hidup seakan cinderella yang selalu ters---- (STOP in Detik ini udah mulai berlebihan) Detik berganti menit, menit berganti jam inspirasi mulai berkabut wkwk. Oke lanjut gue yang udah kece ombak gini mau ngepost. *muka serius*

Jalan menuju impian, kadang kasar, keras, dan gak rata

kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan oleh orang lain

seperti seekor marmut berwarna merah jambu yang terus menerus jatuh cinta, loncat dari suatu relationship ke yang lainnya, mencoba berlari dan berlari didalam roda bernama cinta, seolah-olah maju tetapi tidak...karena sebenarnya jalan ditempat. 

bagaimana besarnya masalah kita, orang-orang lain akan tetap berjalan maju. tidak ada yang memahami. walaupun ketika kita bercerita mereka pasti akan bilang, 'gue tau apa rasanya' tapi mereka tidak bener-bener tau. karena mereka tidak dalam posisi kita. Tidak!

satu hal yang gue sadarin, gue jadi sedikit ngerti kenapa kisah 'cinta' waktu zaman SD itu disebut cinta monyet. seperti gue dulu, yang gak peduli bisa bahasa inggris apa engga, gak peduli reaksi dia bakalan kayak gimana, gak peduli rambut gatel, atau bau badan jadi kayak bunga kuburan. hanya satu yang peduli; gue dapet perhatian orang yang gue suka. mungkin, orang dewasa melihat ini bodoh, seperti monyet. tapi gue rasa ini adalah problem yang ada di orang dewasa. problemnya, orang dewasa gak lagi kayak anak kecil. untuk cinta sama orang aja, yang namanya orang dewasa harus melalui banyak pertimbangan; agama harus yang sama, harus punya pekerjaan tetap, harus bisa ngebikin nyaman, harus deket dengan orang tua... bla bla bla bla kemana gaya cinta-cintaan zaman SD dulu? kemana sikap masa bodo, dan hanya pentingin satu: gue suka sama dia. hmmm. kalo gitu, orang dewasa bisa disebut cinta yang lebih primitif dari cinta monyet, dong? mungkin, itu seharusnya disebut cinta brontosaurus.

Gue gak pernah ngerti sama diri gue sendiri kenapa terkadang sebuah hal yang (kayaknya) kecil bisa begitu jadi besar buat gue. Bisa ngebuat gue kecewa, dan gue gak pernah ngerti kenapa kekecewaan ini bisa berubah seperti kanker yang menyebar dan menggerogoti perasaan gue sendiri… lama-lama ngebunuh dari dalam… dan mati. Gue gak pernah mengerti bagaimana harus mensiasati ini. Gue gak pernah ngerti kenapa buat gue, what has done yah done… the damage has been done, and nothing we can do about it. There is absolutely nothing we can do about it. Kenapa? Kenapa gue gak bisa membuat semua ini seolah gak nampak, dan jalan terus. Kenapa? Kenapa? Kenapa gue harus membuat semua hal sempurna?

Kalau yang namanya kesempurnaan itu gak ada, dan kita terus mengejar kesempurnaan, apa gue berarti mengejar sesuatu yang tidak ada? Dan kalau yang namanya memaafkan itu berarti melupakan, bagaimana cara melupakan sesuatu yang telah kita maafkan? Bahkan jika hal tersebut tidak seharusnya terjadi?

Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan perasaan hati yg tidak tersampaikan dan hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.

1 komentar:

  1. The Chi-Tin Iron Staking Kit - Titanium Lines
    The Chi-Tin Iron Staking Kit titanium welder is a staple item trekz titanium for many new and experienced The Chi-Tin Iron Staking Kit is a titanium engagement rings staple item for many titanium flash mica new and micro hair trimmer experienced

    BalasHapus