Sampai detik ini aku belum juga mengerti, mengapa aku masih saja bertahan. Bertahan pada rasa sakit yang kita ciptakan. Apa sebenarnya yang membuat aku bertahan sejauh ini ? mungkin sebuah keyakinan dalam hati.. Melihatmu, senyumanmu, tertawamu adalah kebahagiaan sederhana yang aku rasakan. Terkadang ada pertanyaan yang memang tak ada jawabnya.
aku masih belum tahu jawaban mengapa aku mencintaimu.
aku masih belum tahu jawaban mengapa aku masih peduli pada kamu yang mengabaikanku.
aku masih belum tahu jawaban mengapa aku dan kamu tak bisa jadi lebih dari teman.
aku masih belum tahu jawaban mengapa aku terlalu sabar menunggu dan bertahan; sendirian.
aku masih belum tahu...
Dan apa kamu tak ingin memberitahuku untuk jawaban dari sekian pertanyaanku itu?
Bertahan bukan hal yang mudah. Apalagi bertahan untuk orang seperti kamu. Sangat sulit. Kamu menyebalkan. Kamu tau tapi pura pura tidak tahu, apa itu tak menjengkelkan?
tapi aku memilih untuk bertahan. Mempertahankan perasaan yang memang kenyataannya tak pernah berkurang. Kamu pasti bertanya tanya kan? jangan tanyakan padaku. Coba sekali kali kamu bertanya pada dirimu sendiri. Kenapa sampai ada perempuan yang rela membuang waktunya untuk laki-laki seperti kamu. Coba kamu bayangkan kira kira bagaimana perasaanya jika terabaikan olehmu. Hanya menjadi setitik dari sekian memori dalam milyaran juta sel di otakmu. Coba rasakan air matanya yang jatuh, ketika ingatan tentang kamu tiba-tiba saja muncul dalam lamunannya. Coba pelajari setiap gerak geriknya, ketika dia berjalan, lalu sosokmu tiba-tiba terlihat di bola matanya. Ketika bola matanya menangkap apa yang kamu lakukan bersama orang yang membuat hatinya runtuh. Kamu harus tahu seketika itu ingin sekali dia melempar bom dan berteriak “dia milikku!”. Hahaha tapi kamu juga harus tahu dia tak akan pernah melakukan hal itu. Dia, perempuan yang masih bertahan untuk KAMU tak ingin terlihat konyol didepanmu. Dia ingin terlihat sempurna untukmu
Sekarang udah jelas kan, aku masih ingin bertahan. Entah sampai kapan. Mungkin sampai aku bosan. Dan apa kamu akan merasa menyesal kalau saja suatu saat nanti aku benar benar bosan san pergi dari kehidupanmu ? apa kamu akan merasa kehilangan ?
Jawabannya masih sama seperti pertanyaanku yang lain. Tidak tahu...
Inilah Aku
Kamis, 01 Agustus 2013
Minggu, 28 Juli 2013
Begitu sederhana untuk aku mencintaimu
Aku merasa bahwa aku satu-satunya yang mencinta kamu. Awalnya aku selalu berharap bisa mendapatkan perhatian itu, tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa menjadi yang selalu dinomor duakan.
Aku tak pernah berharap di setiap pagiku ada bunyi dering telepon darimu, di tiap malam ada suaramu menyemangatiku, atau diwaktu-waktu tertentu saat keterpurukanku, tapi nyatanya aku selalu sendiri. Awalnya aku mencoba agar kamu bisa melihat aku, namun sepertinya aku tidak terlalu menarik buatmu.
Aku tak pernah berharap kamu bisa berjanji banyak hal untukku, bahkan untuk sekedar berkata manis buatku rasanya sangat sulit kan? Entahlah aku tak mengerti sampai sekarang. Kamu bilang beginilah caramu, aku masih tetap tak mengerti, mengapa bisa kamu lakukan cara yg berbeda seperti yang aku inginkan terhadap orang lain tapi bukan untukku!
Kadang aku merasa bahwa aku tak pernah memiliki cintaku sendiri, aku merasa kamu begitu jauh dan asing. Aku tak pernah mengerti sosokmu. Kamu berbeda! Ya memang berbeda,
Mungkin jika aku memilikimu, aku malah tak pernah memelukmu.
Kamu yang selalu memprioritaskan kepentingan mu, yang aku anggap egois itu mulai aku terima perlahan dengan enggan.
Aku tak tau itu bertahan sampai kapan, ya memang sepertinya benar, aku begitu mencintai kamu yang begitu acuh, walau merasa bertepuk sebelah tanganpun aku tak perduli.
Aku tak pernah berhayal kamu akan memberikan aku cincin dan melamar aku sebegitu romantisnya kelak nanti, aku tak berani, sekedar bahagia diatas bayanganku saja aku merasa takut. Mengapa? Mungkin aku merasa mustahil mendapatkan itu dari kamu yang begitu tak perdulinya.
Aku tak mengerti sangat tak mengerti. Kamu selalu datang dan pergi sesukamu. Hadir disaat aku tak mengharapkanmu dan pergi disaat aku membutuhkanmu, awalnya aneh rasanya, namun aku terima lagi.
Kamu selalu banyak meminta dan ingin dituruti, namun kamu enggan untuk memberi dan balik menurutiku, sedih rasanya.
Kamu egois? Mungkin benar. Sedikit kecewaku, karena itu rasa sayang. Kamu jarang membuka mata untuk sedikit melihat orang disekitarmu, yang perduli dan tulus. Sedihnya kamu selalu mencari hal yang sia-sia, sesuatu yang hanya memberimu kepuasaan untuk seorang diri dan buta akan orang yang mengasihimu.
Aku tak pernah lelah untuk terus mengingatkanmu bahwa disini ada aku!
Mungkin ketika orang yang selalu kamu harapkan tak ada disaatmu jatuh, ingat ada aku!
Mungkin ketika orang yang selalu kamu harapkan tak bisa mencoba mencintaimu lagi, ingat ada aku!
Taukah kamu, aku selalu menangis disaat kamu dan teman-temanmu tertawa terbahak-bahak. Aku selalu menangis disaat kamu membentak, disaat kamu tak perduli mendengarkan ceritaku yang membosankan. Aku menangis disaat aku kesepian, disaat kamu sibuk dengan urusanmu, disaat kamu lebih memilih duniamu dibanding hanya sedikit perduli kepadaku. Tahukah kamu, aku selalu menangis karena mencintaimu, karna begitu sulit menyayangimu.
Apa kamu tak pernah merasa, aku begitu kuat bertahan dengan sikapmu yang seperti itu, tak pernahkah sedikit kamu mencoba berubah. Tidak! Tidak, tak perlu berubah, mungkin akan aneh rasanya suatu hari nanti.
Sayangnya aku tak pernah menyesal menangisimu, bila kamu yang mempunyai aku, bila hanya aku yang ada dihati dan hidupmu, meski tak bisa kamu bersikap selayaknya seorang yang perdulu terhadap aku , tak apa, biarlah terus begini.
Tapi aku mohon, dengarlah tangisanku, yang begitu sakit saat kau acuhkan...
Dengarkan aku, yang begitu membutuhkanmu disaat apapun, saat sedihku terutama, aku mohon...
Yang harus kamu tau, apakah pantas aku memohon yang seharusnya kamu berikan kepadaku?
Andai cintamu seperti cintaku, mungkin tidak akan begitu sakit rasanya..
Aku tak pernah berharap di setiap pagiku ada bunyi dering telepon darimu, di tiap malam ada suaramu menyemangatiku, atau diwaktu-waktu tertentu saat keterpurukanku, tapi nyatanya aku selalu sendiri. Awalnya aku mencoba agar kamu bisa melihat aku, namun sepertinya aku tidak terlalu menarik buatmu.
Aku tak pernah berharap kamu bisa berjanji banyak hal untukku, bahkan untuk sekedar berkata manis buatku rasanya sangat sulit kan? Entahlah aku tak mengerti sampai sekarang. Kamu bilang beginilah caramu, aku masih tetap tak mengerti, mengapa bisa kamu lakukan cara yg berbeda seperti yang aku inginkan terhadap orang lain tapi bukan untukku!
Kadang aku merasa bahwa aku tak pernah memiliki cintaku sendiri, aku merasa kamu begitu jauh dan asing. Aku tak pernah mengerti sosokmu. Kamu berbeda! Ya memang berbeda,
Mungkin jika aku memilikimu, aku malah tak pernah memelukmu.
Kamu yang selalu memprioritaskan kepentingan mu, yang aku anggap egois itu mulai aku terima perlahan dengan enggan.
Aku tak tau itu bertahan sampai kapan, ya memang sepertinya benar, aku begitu mencintai kamu yang begitu acuh, walau merasa bertepuk sebelah tanganpun aku tak perduli.
Aku tak pernah berhayal kamu akan memberikan aku cincin dan melamar aku sebegitu romantisnya kelak nanti, aku tak berani, sekedar bahagia diatas bayanganku saja aku merasa takut. Mengapa? Mungkin aku merasa mustahil mendapatkan itu dari kamu yang begitu tak perdulinya.
Aku tak mengerti sangat tak mengerti. Kamu selalu datang dan pergi sesukamu. Hadir disaat aku tak mengharapkanmu dan pergi disaat aku membutuhkanmu, awalnya aneh rasanya, namun aku terima lagi.
Kamu selalu banyak meminta dan ingin dituruti, namun kamu enggan untuk memberi dan balik menurutiku, sedih rasanya.
Kamu egois? Mungkin benar. Sedikit kecewaku, karena itu rasa sayang. Kamu jarang membuka mata untuk sedikit melihat orang disekitarmu, yang perduli dan tulus. Sedihnya kamu selalu mencari hal yang sia-sia, sesuatu yang hanya memberimu kepuasaan untuk seorang diri dan buta akan orang yang mengasihimu.
Aku tak pernah lelah untuk terus mengingatkanmu bahwa disini ada aku!
Mungkin ketika orang yang selalu kamu harapkan tak ada disaatmu jatuh, ingat ada aku!
Mungkin ketika orang yang selalu kamu harapkan tak bisa mencoba mencintaimu lagi, ingat ada aku!
Taukah kamu, aku selalu menangis disaat kamu dan teman-temanmu tertawa terbahak-bahak. Aku selalu menangis disaat kamu membentak, disaat kamu tak perduli mendengarkan ceritaku yang membosankan. Aku menangis disaat aku kesepian, disaat kamu sibuk dengan urusanmu, disaat kamu lebih memilih duniamu dibanding hanya sedikit perduli kepadaku. Tahukah kamu, aku selalu menangis karena mencintaimu, karna begitu sulit menyayangimu.
Apa kamu tak pernah merasa, aku begitu kuat bertahan dengan sikapmu yang seperti itu, tak pernahkah sedikit kamu mencoba berubah. Tidak! Tidak, tak perlu berubah, mungkin akan aneh rasanya suatu hari nanti.
Sayangnya aku tak pernah menyesal menangisimu, bila kamu yang mempunyai aku, bila hanya aku yang ada dihati dan hidupmu, meski tak bisa kamu bersikap selayaknya seorang yang perdulu terhadap aku , tak apa, biarlah terus begini.
Tapi aku mohon, dengarlah tangisanku, yang begitu sakit saat kau acuhkan...
Dengarkan aku, yang begitu membutuhkanmu disaat apapun, saat sedihku terutama, aku mohon...
Yang harus kamu tau, apakah pantas aku memohon yang seharusnya kamu berikan kepadaku?
Andai cintamu seperti cintaku, mungkin tidak akan begitu sakit rasanya..
Rabu, 05 Juni 2013
Ketika itu...
Semua berjalan secara sederhana. Kita becanda, kita tertawa, dan kita membicarakan hal-hal manis; walaupun segala percakapan itu hanya tercipta melalui pesan singkat yang saling berbalasan. Perhatian yang mengalir dari mu dan pembicara manis kala itu hanya ku anggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa.
Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yang kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hati dengan lebar. Aku tak sadar, bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. Ada yang hilang jika sehari saja kamu tak menyapaku melalui dentingan yang menunjukan 1 pesan darimu. Setiap hari ada saja topik menarik yang kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara hal yang paling menyentuh, cinta.
Kamu bercerita tentang seseorang yang pernah kamu cintai, dan aku bisa merasakan perasaan yang kamu rasakan. Aku berusaha memahami kerinduanmu akan perhatian seorang wanita. Sebenarnya, aku sudah memberi perhatian itu tanpa kamu ketahui. Mungkinkah perhatianku yang sering aku berikan tak benar-benar terasa olehmu? Aku mendengar ceritamu lagi, hatiku bertanya-tanya seorang pria hanya menceritakan perasaannya pada wanita yang dianggap dekat. Aku bergejolak dan menaruh harap. Apakah kamu sudah menganggapku sebagai wanita spesial, meskipun kita tak memiliki status dan kejelasan? Senyumku mengembang dalam diam, segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa ku sadari bahwa cinta telah menyeretku ke arah yang mungkin saja tak ku inginkan.
Saat bertemu, kita tak pernah bicara banyak. Hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. Ketika berbicara secara tak langsung, kita begitu bersemangat, aku bisa merasakan semangat itu melalui tulisanmu. Sungguh, aku masih tak percaya segalanya bisa berjalan secepat dan sekuat ini. Aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini bukan cinta. Ini hanya ketertarikan sesaat karena aku merasakan sesuatu yang baru dalam hadirmu. Aku berusaha mempercayai bahwa perhatianmu, candaanmu, dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata pertemanan kita. Ya, sebatas teman, aku tak berhak mengharapkan sesuatu yang lebih.
Aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian. Aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian. Tapi, nyatanya...
Perasaanku tumbuh semakin pesat, bahkan tak lagi terkendalikan. Siapakah yang bisa mengendalikan perasaan? Siapakah yang bisa menebak perasaan cinta bisa jatuh pada orang yang tepat ataupun salah? Aku tidak sepandai dan secerdas itu. Aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan dalam hadirmu. Aku hanya wanita yang takut kehilangan seseorang yang tak pernah aku miliki.
Salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. Tapi, aku juga tak salah bukan? jika berharap bahwa kamu juga punya perasaan yang sama. Kamu sudah jadi sebab tawa dan senyumku, aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang akan memberiku sinar terang. Aku sangat mempercayaimu, sangat! Dan, itulah kebodohan yang harus ku sesali.
Ternayata ketakutanku terjawab sudah, kamu menjauhi ku tanpa alasan yang jelas. Kamu pergi tanpa ucapan pisah dan pamit. Aku terpukul dengan keputusan yang tak kau sampaikan padaku, tapi pantaskah aku marah? Aku tak penah menjadi siapa-siapa bagimu, mungkin aku hanya persingahan, bukan sebagai tujuanmu. Kalau kamu ingin tau, aku sudah merancang berbagai mimpi indah yang ingin ku wujudkan bersamamu. Mungkin suatu saat nanti, jika Tuhan izinkan, aku percaya kita pasti bisa saling membahagiakan.
Aku tak punya hak untuk memintamu kembali, juga tak punya aturan untuk memintamu segera pulang. Masih adakah yang perlu ku paksakan, jika bagimu aku tak pernah jadi tujuan? Tidak munafik, aku merasa kehilangan. Dulu, aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu, namun segalanya tiba-tiba hilang menguap tak berbekas.
Sesungguhnya, ini juga salahku yang bertahan dalam diam meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat. Ini bukan salahmu, juga bukan kesalahannya. Tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tau bahwa aku mencintaimu.
Aku harus belajar tak peduli. Aku harus belajar memaafkan, juga merelakan...
Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yang kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hati dengan lebar. Aku tak sadar, bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. Ada yang hilang jika sehari saja kamu tak menyapaku melalui dentingan yang menunjukan 1 pesan darimu. Setiap hari ada saja topik menarik yang kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara hal yang paling menyentuh, cinta.
Kamu bercerita tentang seseorang yang pernah kamu cintai, dan aku bisa merasakan perasaan yang kamu rasakan. Aku berusaha memahami kerinduanmu akan perhatian seorang wanita. Sebenarnya, aku sudah memberi perhatian itu tanpa kamu ketahui. Mungkinkah perhatianku yang sering aku berikan tak benar-benar terasa olehmu? Aku mendengar ceritamu lagi, hatiku bertanya-tanya seorang pria hanya menceritakan perasaannya pada wanita yang dianggap dekat. Aku bergejolak dan menaruh harap. Apakah kamu sudah menganggapku sebagai wanita spesial, meskipun kita tak memiliki status dan kejelasan? Senyumku mengembang dalam diam, segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa ku sadari bahwa cinta telah menyeretku ke arah yang mungkin saja tak ku inginkan.
Saat bertemu, kita tak pernah bicara banyak. Hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. Ketika berbicara secara tak langsung, kita begitu bersemangat, aku bisa merasakan semangat itu melalui tulisanmu. Sungguh, aku masih tak percaya segalanya bisa berjalan secepat dan sekuat ini. Aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini bukan cinta. Ini hanya ketertarikan sesaat karena aku merasakan sesuatu yang baru dalam hadirmu. Aku berusaha mempercayai bahwa perhatianmu, candaanmu, dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata pertemanan kita. Ya, sebatas teman, aku tak berhak mengharapkan sesuatu yang lebih.
Aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian. Aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian. Tapi, nyatanya...
Perasaanku tumbuh semakin pesat, bahkan tak lagi terkendalikan. Siapakah yang bisa mengendalikan perasaan? Siapakah yang bisa menebak perasaan cinta bisa jatuh pada orang yang tepat ataupun salah? Aku tidak sepandai dan secerdas itu. Aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan dalam hadirmu. Aku hanya wanita yang takut kehilangan seseorang yang tak pernah aku miliki.
Salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. Tapi, aku juga tak salah bukan? jika berharap bahwa kamu juga punya perasaan yang sama. Kamu sudah jadi sebab tawa dan senyumku, aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang akan memberiku sinar terang. Aku sangat mempercayaimu, sangat! Dan, itulah kebodohan yang harus ku sesali.
Ternayata ketakutanku terjawab sudah, kamu menjauhi ku tanpa alasan yang jelas. Kamu pergi tanpa ucapan pisah dan pamit. Aku terpukul dengan keputusan yang tak kau sampaikan padaku, tapi pantaskah aku marah? Aku tak penah menjadi siapa-siapa bagimu, mungkin aku hanya persingahan, bukan sebagai tujuanmu. Kalau kamu ingin tau, aku sudah merancang berbagai mimpi indah yang ingin ku wujudkan bersamamu. Mungkin suatu saat nanti, jika Tuhan izinkan, aku percaya kita pasti bisa saling membahagiakan.
Aku tak punya hak untuk memintamu kembali, juga tak punya aturan untuk memintamu segera pulang. Masih adakah yang perlu ku paksakan, jika bagimu aku tak pernah jadi tujuan? Tidak munafik, aku merasa kehilangan. Dulu, aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu, namun segalanya tiba-tiba hilang menguap tak berbekas.
Sesungguhnya, ini juga salahku yang bertahan dalam diam meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat. Ini bukan salahmu, juga bukan kesalahannya. Tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tau bahwa aku mencintaimu.
Aku harus belajar tak peduli. Aku harus belajar memaafkan, juga merelakan...
Enggak selamanya...
Ketika kita terbiasa menjadi yang pertama, muncul pertanyaan bagaimana nanti ketika saatnya kita harus mengalah dan menjadi nomer kedua. Ketika kita terbiasa menerima semua pujian serta senyuman, muncul keraguan bagaimana nantinya kita bisa menepuk bahu orang lain dan tulus memuji. Ketika kita terbiasa didengar dan diperhatikan, mungkin akan datang saatnya ketika kita berdiri namun tak satupun menyadari. Ketika kita terbiasa memiliki waktu, akan ada saatnya kita berdiam dan waktu bergulir meninggalkan.
Apakah semua orang mempunyai masanya? bukan mengenai kehidupan tapi tentang keberadaannya. Apakah ketika seseorang dianggap ada, maka nantinya kita harus berfikir dan siap untuk tergantikan?.
Akan ada satu titik dimana semua terlihat sia-sia. Ada sebuah titik dimana muak dan frustasi menari dalam benak kepala kita. Ada saatnya kilasan harapan itu hilang dan tergantikan dengan gambaran seorang pecundang. Kadang akan tiba saatnya, perasaan kuat itu hilang, dan tergantikan rasa bodoh yang menyedihkan.
Kita pernah berjuang berusaha, namun jatuh di tengah jalan. Digoda oleh nikmatnya menyerah, duduk santai, dan mencoba lari dari kenyataan. Kita pernah tersungkup lelah, saat semua energi hilang, dan kemalasan serasa pilihan yang tepat menyesatkan. Kita semua pernah jatuh. Pertanyaannya adalah "Seberapa kuat kita bisa bangkit kembali?"
Apakah semua orang mempunyai masanya? bukan mengenai kehidupan tapi tentang keberadaannya. Apakah ketika seseorang dianggap ada, maka nantinya kita harus berfikir dan siap untuk tergantikan?.
Akan ada satu titik dimana semua terlihat sia-sia. Ada sebuah titik dimana muak dan frustasi menari dalam benak kepala kita. Ada saatnya kilasan harapan itu hilang dan tergantikan dengan gambaran seorang pecundang. Kadang akan tiba saatnya, perasaan kuat itu hilang, dan tergantikan rasa bodoh yang menyedihkan.
Kita pernah berjuang berusaha, namun jatuh di tengah jalan. Digoda oleh nikmatnya menyerah, duduk santai, dan mencoba lari dari kenyataan. Kita pernah tersungkup lelah, saat semua energi hilang, dan kemalasan serasa pilihan yang tepat menyesatkan. Kita semua pernah jatuh. Pertanyaannya adalah "Seberapa kuat kita bisa bangkit kembali?"
Senin, 06 Mei 2013
If you can, then do it.
Masih tentang kisah kita...
Kisah yang lalu, kisah yg semestinya telah berakhir namun tetap bergulir dengan liar menembus ruang waktu dalam bingkai dimensi baru.
Sekian lama kita tak lagi bertegur sapa, dan masing-masing dari kita membangun dunia kita sendiri-sendiri, sebuah dunia yang tak memungkinkan ada sebuah ruang bagi kita untuk bertemu dan bersinggungan, masing-masing dari kita menciptakan sekat-sekat keraguan berlapis ego yang kian pekat…
Untuk apa semua itu ?
Dunia seperti apa yang sedang kita bangun ?
Apakah semua itu adalah hal yang benar-benar kita inginkan ?
Apakah kita benar-benar saling melukai ?
Apakah kepuasan ego kita sebanding dengan apa yang kita korbankan ?
Apakah kamu benar-benar telah bahagia bersamanya? aku tak tau dan tak ingin banyak tau sebab hal itu sangatlah menyakitkan, dititik tertentu sangatlah mudah melupakan segalanya namun dititik lainya yang terjadi adalah sebaliknya, bukankah selalu menyedihkan ketika kita berpura-berpura tidak peduli lagi, namun siapa yang mampu membohongi hati kita sendiri?
Aku dan kamu terjebak dalam kebingungan yang sama, merenung berfikir tanpa pernah yakin kapan semua ini akan berakhir menjadi naif ketika bermain-main dengan waktu.
kita pernah sepakat untuk berusaha saling melengkapi satu sama lain. Maka bisakah kita akhiri saja tanpa ada duri yang mungkin melukai ?. Jika mampu mari kita buat segalanya jadi mudah, semudah kita bernafas……
Kisah yang lalu, kisah yg semestinya telah berakhir namun tetap bergulir dengan liar menembus ruang waktu dalam bingkai dimensi baru.
Sekian lama kita tak lagi bertegur sapa, dan masing-masing dari kita membangun dunia kita sendiri-sendiri, sebuah dunia yang tak memungkinkan ada sebuah ruang bagi kita untuk bertemu dan bersinggungan, masing-masing dari kita menciptakan sekat-sekat keraguan berlapis ego yang kian pekat…
Untuk apa semua itu ?
Dunia seperti apa yang sedang kita bangun ?
Apakah semua itu adalah hal yang benar-benar kita inginkan ?
Apakah kita benar-benar saling melukai ?
Apakah kepuasan ego kita sebanding dengan apa yang kita korbankan ?
Apakah kamu benar-benar telah bahagia bersamanya? aku tak tau dan tak ingin banyak tau sebab hal itu sangatlah menyakitkan, dititik tertentu sangatlah mudah melupakan segalanya namun dititik lainya yang terjadi adalah sebaliknya, bukankah selalu menyedihkan ketika kita berpura-berpura tidak peduli lagi, namun siapa yang mampu membohongi hati kita sendiri?
Aku dan kamu terjebak dalam kebingungan yang sama, merenung berfikir tanpa pernah yakin kapan semua ini akan berakhir menjadi naif ketika bermain-main dengan waktu.
kita pernah sepakat untuk berusaha saling melengkapi satu sama lain. Maka bisakah kita akhiri saja tanpa ada duri yang mungkin melukai ?. Jika mampu mari kita buat segalanya jadi mudah, semudah kita bernafas……
Sabtu, 13 April 2013
KITA
Kita saling mempunyai hati tapi tidak memahami, saling mempunyai pikiran tapi tak mengerti, saling mempunyai rasa tapi tak merasakan. Lalu apa gunanya semua itu?
Kalau aku terluka kamu pun akan tetap diam, kalau aku jatuh kamu pun takkan menggenggamku, kalau aku sakit kamu pun takkan pedulikan. Lalu apa gunanya aku untukmu?
Kalau aku terluka kamu pun akan tetap diam, kalau aku jatuh kamu pun takkan menggenggamku, kalau aku sakit kamu pun takkan pedulikan. Lalu apa gunanya aku untukmu?
Keputusan kita berpisah itu yang terbaik bagimu, memaksa aku untuk mengerti semua inginmu yang tak pernah akan sepaham dalam pandanganmu. Aku tak pernah mengerti mau mu, namun semua ku pahami karna rasa yang terus mendorong ku untuk berusaha memahami mu.
Akankah kita kembali seperti dulu? menjalani kisah yang pasti indah tanpa paham kita yang berbeda.
Akankah aku kembali untukmu?
Akankah kita memperbaiki semua yg telah rusak ini...?
Kamis, 11 April 2013
Goresan tinta hitam
Melihat masa lalu mungkin sebuah aktifitas yang kadang membuat nyaman. Anehnya, seburuk apapun itu kadang kita sering terlena di dalamnya, kadang kita terus memutarnya dalam benak dan menikmati setiap detik goresan lukanya. Kadang kita juga gak mampu untuk keluar dari bayang-bayangnya. Satu yang harus kita mengerti, masa lalu mungkin tempat yang nyaman untuk disinggahi namun bukan tempat yang tepat untuk ditinggali.
Gue memang punya kenangan buruk. Mungkin itu semua adalah kesalahan gue. Sempat merasa perlu membela diri, tapi sekarang mungkin udah gak berguna lagi. Siapa pun disana gue minta maaf, bukan maksud gue untuk menaruh seberkas kenangan buruk yang tampaknya enggak bisa pergi dari pikiran lo.
Gak ada yang tau apa yang akan terjadi, lebih-lebih gak ada yang tau apa yang sebenarnya kita butuhkan. Tuhan pasti tau tapi kita gak mungkin 100% yakin dengan apa yang kita inginkan. Memang salah gue melewati batas itu semua. Mengutarakan kata-kata yang tampaknya kini berceceran dan mustahil untuk dipungut kembali. Memang itu salah gue, berkata tanpa visi yang berakal, hanya diikuti oleh emosi sesaat dan perasaan sayang yang sepertinya membutakan.
Bisa kah kita saling mengikhlaskan semua? tanpa harus mengambil kebahagiaan dari orang lain, tanpa harus menyamakan presepsi bagaimana pedihnya goresan luka waktu itu. Memang sepertinya kondisi kita sekarang jauh berbeda saat dulu kita masih bersama dan gue sadar bahwa itu sangat sakit untuk dirasakan. Tapi perlukah gue merasakan itu semua? mungkin terdengar egois, tapi terdengar salah juga bukan? bukankah lebih baik kalau kita saling memaafkan dan merelakan semua.
Dendam itu seperti titik hitam yang bisa mengalahkan semua putih disekitarnya. Mulailah menerima dan mulailah memaafkan dengan sesungguh-sungguhnya.
Gue memang punya kenangan buruk. Mungkin itu semua adalah kesalahan gue. Sempat merasa perlu membela diri, tapi sekarang mungkin udah gak berguna lagi. Siapa pun disana gue minta maaf, bukan maksud gue untuk menaruh seberkas kenangan buruk yang tampaknya enggak bisa pergi dari pikiran lo.
Gak ada yang tau apa yang akan terjadi, lebih-lebih gak ada yang tau apa yang sebenarnya kita butuhkan. Tuhan pasti tau tapi kita gak mungkin 100% yakin dengan apa yang kita inginkan. Memang salah gue melewati batas itu semua. Mengutarakan kata-kata yang tampaknya kini berceceran dan mustahil untuk dipungut kembali. Memang itu salah gue, berkata tanpa visi yang berakal, hanya diikuti oleh emosi sesaat dan perasaan sayang yang sepertinya membutakan.
Bisa kah kita saling mengikhlaskan semua? tanpa harus mengambil kebahagiaan dari orang lain, tanpa harus menyamakan presepsi bagaimana pedihnya goresan luka waktu itu. Memang sepertinya kondisi kita sekarang jauh berbeda saat dulu kita masih bersama dan gue sadar bahwa itu sangat sakit untuk dirasakan. Tapi perlukah gue merasakan itu semua? mungkin terdengar egois, tapi terdengar salah juga bukan? bukankah lebih baik kalau kita saling memaafkan dan merelakan semua.
Dendam itu seperti titik hitam yang bisa mengalahkan semua putih disekitarnya. Mulailah menerima dan mulailah memaafkan dengan sesungguh-sungguhnya.
Rabu, 10 April 2013
Lubang yang telah menunggu...
Gue gak pernah lupa dan enggak pernah mencoba untuk melupakan. Gue hanya belajar untuk hidup dengan kenangan-kenangan itu, dan membuatnya sebagai guru yang sangat berharga. Gak ada sesuatu yang bertahan hingga selamanya, karena pada suatu waktu akan tiba saatnya untuk move on dan belajar hal yang baru.
Gue berterimakasih atas semua kenangan yang ada, gue bersyukur pernah merasakan semuanya. Tapi mungkin ini saatnya kita menjadi lebih dewasa. Mengerti bahwa semua cerita pasti ada akhirnya...mungkin gue datang bukan sebagai seorang teman, mungkin gue hanya singgah untuk berbagi cerita...dan ketika sampai saatnya, gue akan pergi dan membiarkan kita hidup terpisah. Bukan karena gue enggak peduli, mungkin memang itu yang terbaik. Bukan karena gue benci, tapi gue tau lo mampu dan lebih baik bercerita sendiri tanpa ada gue disana.
Gue enggak pernah berniat untuk menyulut tangisan dari lo, mendengar hal itu merupakan kenangan yang merinding menyamu. Tapi karena tangisan itulah gue sadar, gue harus segera pergi. Gue enggak bisa membiarkan diri gue masuk merasuk dalam kenangan itu lebih jauh...hingga terlambat dan kita sama-sama jatuh. Maaf...mungkin lo gak melihat apa yang gue lihat, sebuah lubang yang terbentuk karena gue dan lo yang akhirnya menjadi "kita". Karena itu biarlah gue yang pergi masuk ke lubang itu sendiri.
"Jadi sementara lo diatas bersedih dan menyalahkan gue tanpa tau apa yang sebenarnya, sesungguhnya gue ada disini, di sebuah lubang yang telah menunggu sejak awal kita bersemi..."
Gue berterimakasih atas semua kenangan yang ada, gue bersyukur pernah merasakan semuanya. Tapi mungkin ini saatnya kita menjadi lebih dewasa. Mengerti bahwa semua cerita pasti ada akhirnya...mungkin gue datang bukan sebagai seorang teman, mungkin gue hanya singgah untuk berbagi cerita...dan ketika sampai saatnya, gue akan pergi dan membiarkan kita hidup terpisah. Bukan karena gue enggak peduli, mungkin memang itu yang terbaik. Bukan karena gue benci, tapi gue tau lo mampu dan lebih baik bercerita sendiri tanpa ada gue disana.
Gue enggak pernah berniat untuk menyulut tangisan dari lo, mendengar hal itu merupakan kenangan yang merinding menyamu. Tapi karena tangisan itulah gue sadar, gue harus segera pergi. Gue enggak bisa membiarkan diri gue masuk merasuk dalam kenangan itu lebih jauh...hingga terlambat dan kita sama-sama jatuh. Maaf...mungkin lo gak melihat apa yang gue lihat, sebuah lubang yang terbentuk karena gue dan lo yang akhirnya menjadi "kita". Karena itu biarlah gue yang pergi masuk ke lubang itu sendiri.
"Jadi sementara lo diatas bersedih dan menyalahkan gue tanpa tau apa yang sebenarnya, sesungguhnya gue ada disini, di sebuah lubang yang telah menunggu sejak awal kita bersemi..."
It's so problem
Apakah gue emang ga bersahabat dengan yang namanya cinta?
saat dicari, tak kunjung ditemukan.
saat dikejar, tak kunjung didapat.
tapi saat gue tidak ingin mengenal cinta, saat ingin sendiri, saat gue sudah menyerah, cinta itu malah datang secara tiba-tiba.
Saat lo tau lo suka sama dia, saat dimana banyak orang disitu. Tapi, mata ini hanya mencari sosoknya, hanya mencari wajahnya.
saat lo mendengar suaranya, telinga ini seakan tertarik dengan suaranya, bahkan senang mendengarnya.
tapi...
"kenapa kita bertemu kalau akhirnya dipisahkan?" pertanyaan konyol. itu sama aja kaya nanya "kenapa Tuhan menciptakan bumi padahal dia tau kalau manusia-manusia nya bisa menentang-Nya?" ya karena Tuhan ingin pernah ada di dalam kehidupan lo, ingin jadi bagian di hidup lo. Jadi, kepada orang yang sudah gue temui namun akhirnya berpisah. i keep my head up and say "terima kasih atas segala cinta yang sudah ditinggalkan."
---------------
"Kisah cinta gue mungkin tidak berjalan mulus" yang perlu lo ketahui, lo tidak sendiri.
Mungkin lo pernah merasakan, temen-temen lo udah punya pasangan, bahagia dengan kisah cintanya masing-masing. Sedangkan lo? sendiri. Seakan kaya ga ada yang mau sama lo. percayalah, bukan gak ada yang mau, tapi waktu lo belum tepat. Tuhan belum memberikan yang pas, mungkin lo lagi suka sama seseorang, lo sayang sama dia, senang didekatnya, nyaman ngobrol dengannya, tapi....sayangnya seseorang itu udah suka sama yang lain. JLEB ga? JLEB banget, tapi sekali lagi, bukan hanya lo yang merasakan hal itu. hal yang perlu lakukan? mendorongnya dengan orang yang dia suka. Memang sakit, tapi apakah lo mau jadian dengan orang yang ga lo suka? tentu tidak. Ya dia juga tidak. pikirkan lah perasaan dia juga, jangan terlalu memaksa agar dia bisa suka sama lo. Let it slow, karena sesuatu yang dipaksa, tidak akan mendatangkan kebahagiaan, dan saat dia udah benar-benar udah bahagia, dan sepertinya tidak ada celah buat lo. Sabarlah dan bangkit, karena masih banyak dari bagian hati lo yang belum lo taruh kepada orang lain, dan orang lain pantas mendapatkannya.
atau...lo pernah merasakan cinta terlarang? menyukai orang yang disukai sahabat sendiri? menyukai orang yang sudah punya pasangan? itu bukan cinta terlarang. Itu SAH aja kok, toh bukan keinginan lo. tapi kehendak hati lo. Karena, kalau hati udah bertindak, kita gak bisa apa-apa, selain menerimanya, yang tidak boleh lo lakukan adalah mengganggu hubungan mereka. Awasi aja mereka dari jauh, karena kalau dia jodoh lo, pada akhirnya dia akan sama lo. Jangan dekati dia, lo gak mau kan saat lo menjalani hubungan, pasangan lo digangguin sehingga hatinya goyah? makanya, jangan...
Mungkin...lo salah satu yang masih sendiri. tapi itu karena pilihan lo, lo bahagia dengan orang-orang yang menyukai lo. masih ingin memperbanyak teman. Biasanya sih yang kaya gini, terlalu memikirkan resiko yang ada setelah jadian. Takut orang-orang yang suka sama lo jadi hilang. Seperti ingin dikejar tapi tak ingin orang-orang itu nangkap lo. jahat ga sih? tapi jangan sampe mengorbankan perasaan orang lain demi kebahagiaan lo sendiri. Seperti...lo gamau jadian sama temen terdekat lo, karena lo gak mau kehilangan dia saat putus sehingga gak bisa berteman lagi atau lo gak mau hubungan pertemanan ini jadi berubah. helloo? berarti lo itu udah menyakiti sebelum disakiti. Lo itu pengecut, lo selalu ingin di zona nyaman lo. Lo ingin hidup lo yang baik-baik terus.
saat dikejar, tak kunjung didapat.
tapi saat gue tidak ingin mengenal cinta, saat ingin sendiri, saat gue sudah menyerah, cinta itu malah datang secara tiba-tiba.
Saat lo tau lo suka sama dia, saat dimana banyak orang disitu. Tapi, mata ini hanya mencari sosoknya, hanya mencari wajahnya.
saat lo mendengar suaranya, telinga ini seakan tertarik dengan suaranya, bahkan senang mendengarnya.
tapi...
"kenapa kita bertemu kalau akhirnya dipisahkan?" pertanyaan konyol. itu sama aja kaya nanya "kenapa Tuhan menciptakan bumi padahal dia tau kalau manusia-manusia nya bisa menentang-Nya?" ya karena Tuhan ingin pernah ada di dalam kehidupan lo, ingin jadi bagian di hidup lo. Jadi, kepada orang yang sudah gue temui namun akhirnya berpisah. i keep my head up and say "terima kasih atas segala cinta yang sudah ditinggalkan."
---------------
"Kisah cinta gue mungkin tidak berjalan mulus" yang perlu lo ketahui, lo tidak sendiri.
Mungkin lo pernah merasakan, temen-temen lo udah punya pasangan, bahagia dengan kisah cintanya masing-masing. Sedangkan lo? sendiri. Seakan kaya ga ada yang mau sama lo. percayalah, bukan gak ada yang mau, tapi waktu lo belum tepat. Tuhan belum memberikan yang pas, mungkin lo lagi suka sama seseorang, lo sayang sama dia, senang didekatnya, nyaman ngobrol dengannya, tapi....sayangnya seseorang itu udah suka sama yang lain. JLEB ga? JLEB banget, tapi sekali lagi, bukan hanya lo yang merasakan hal itu. hal yang perlu lakukan? mendorongnya dengan orang yang dia suka. Memang sakit, tapi apakah lo mau jadian dengan orang yang ga lo suka? tentu tidak. Ya dia juga tidak. pikirkan lah perasaan dia juga, jangan terlalu memaksa agar dia bisa suka sama lo. Let it slow, karena sesuatu yang dipaksa, tidak akan mendatangkan kebahagiaan, dan saat dia udah benar-benar udah bahagia, dan sepertinya tidak ada celah buat lo. Sabarlah dan bangkit, karena masih banyak dari bagian hati lo yang belum lo taruh kepada orang lain, dan orang lain pantas mendapatkannya.
atau...lo pernah merasakan cinta terlarang? menyukai orang yang disukai sahabat sendiri? menyukai orang yang sudah punya pasangan? itu bukan cinta terlarang. Itu SAH aja kok, toh bukan keinginan lo. tapi kehendak hati lo. Karena, kalau hati udah bertindak, kita gak bisa apa-apa, selain menerimanya, yang tidak boleh lo lakukan adalah mengganggu hubungan mereka. Awasi aja mereka dari jauh, karena kalau dia jodoh lo, pada akhirnya dia akan sama lo. Jangan dekati dia, lo gak mau kan saat lo menjalani hubungan, pasangan lo digangguin sehingga hatinya goyah? makanya, jangan...
Mungkin...lo salah satu yang masih sendiri. tapi itu karena pilihan lo, lo bahagia dengan orang-orang yang menyukai lo. masih ingin memperbanyak teman. Biasanya sih yang kaya gini, terlalu memikirkan resiko yang ada setelah jadian. Takut orang-orang yang suka sama lo jadi hilang. Seperti ingin dikejar tapi tak ingin orang-orang itu nangkap lo. jahat ga sih? tapi jangan sampe mengorbankan perasaan orang lain demi kebahagiaan lo sendiri. Seperti...lo gamau jadian sama temen terdekat lo, karena lo gak mau kehilangan dia saat putus sehingga gak bisa berteman lagi atau lo gak mau hubungan pertemanan ini jadi berubah. helloo? berarti lo itu udah menyakiti sebelum disakiti. Lo itu pengecut, lo selalu ingin di zona nyaman lo. Lo ingin hidup lo yang baik-baik terus.
Hidup tanpa tantangan? BASI. Buat apa hidup kalo gak bisa merasakan berbagai macam perasaan? sakit hati, merasa kehilangan, merasa kesepian, galau, jatuh, merasa kalah. Jangan lupa kalo semua itu setengah bagian dari kehidupan. Now, it's your time to make your own love story, atau...lo masih sendiri karena ditentang orang tua? mungkin yang kayak gini emang perlu waktu lama, perlu lebih sabar, tapi jalanilah sekuat kuatnya. siapa tau orang tua terbuka? kalau cinta keduanya kuat, pasti yang something impossible jadi possible. Ingat, abraham aja bisa memiliki anak pada usia 100tahun. Jadi, belum dicoba tapi kok udah nyerah duluan dan udah memikirkan akhirnya, emang lo peramal?
SIAPA bilang kalau udah punya pasangan pasti happy? ini nih yang perlu di bold. Orang orang single ingin memiliki pasangan, mereka lihat pasangan-pasangan sweet di twitter, di mall, di sekolah dan mereka merasa ngiri. Tapi...menurut gue, apa sih yang perlu di-iriin?semua pasangan itu gak selalu bahagia. Mereka juga punya masalah, justru karena udah punya pasangan, tantangannya justru lebih berat, perlu kerja hati yang lebih, karena bisa mudah cemburu kalau pasangannya dekat orang lain, perlu memikirkan cara-cara lebih agar pasangannya gak bosen, perlu siapkan batin lebih karena harus belajar bertahan pada segala situasi. Bahkan banyak yang menyesal setelah pacaran, "Ah tau gini ga usah pacaran, lebih enak saat saat deket". kalau single, yang sakit mungkin perasaan sendiri. tapi kalo udah in a relationship? menyangkut dua jiwa, lebih susah...makanya yang single bahagialah selagi sendiri, karena saat lo in a relationship, pasti lo akan merindukan saat saat sendiri lo.
Saat lo single, ingin pacaran, saat udah pacaran, malah ingin balik jadi single. see? bagaimana cara cinta bekerja? tidak bisa ditebak, tidak bisa diatur. Semua kisah cinta pasti memiliki masalahnya masing-masing. Jadi, jangan bilang kalo kehidupan cinta lo lah yang terburuk. Berusahalah cari jalan keluar dari setiap masalah. do the best and keep forward!
"Berkali-kali gue tersakiti, berkali-kali gak sejalan sama hati, tapi gue selalu mencoba mencari cinta yang baru. And someday pasti gue menemukan pasangan hati yang benar-benar cocok sama gue, yang akan terus gue pelihara sampai gue gak ada di dunia ini.
itulah akhir dari cinta gue..."
SIAPA bilang kalau udah punya pasangan pasti happy? ini nih yang perlu di bold. Orang orang single ingin memiliki pasangan, mereka lihat pasangan-pasangan sweet di twitter, di mall, di sekolah dan mereka merasa ngiri. Tapi...menurut gue, apa sih yang perlu di-iriin?semua pasangan itu gak selalu bahagia. Mereka juga punya masalah, justru karena udah punya pasangan, tantangannya justru lebih berat, perlu kerja hati yang lebih, karena bisa mudah cemburu kalau pasangannya dekat orang lain, perlu memikirkan cara-cara lebih agar pasangannya gak bosen, perlu siapkan batin lebih karena harus belajar bertahan pada segala situasi. Bahkan banyak yang menyesal setelah pacaran, "Ah tau gini ga usah pacaran, lebih enak saat saat deket". kalau single, yang sakit mungkin perasaan sendiri. tapi kalo udah in a relationship? menyangkut dua jiwa, lebih susah...makanya yang single bahagialah selagi sendiri, karena saat lo in a relationship, pasti lo akan merindukan saat saat sendiri lo.
Saat lo single, ingin pacaran, saat udah pacaran, malah ingin balik jadi single. see? bagaimana cara cinta bekerja? tidak bisa ditebak, tidak bisa diatur. Semua kisah cinta pasti memiliki masalahnya masing-masing. Jadi, jangan bilang kalo kehidupan cinta lo lah yang terburuk. Berusahalah cari jalan keluar dari setiap masalah. do the best and keep forward!
"Berkali-kali gue tersakiti, berkali-kali gak sejalan sama hati, tapi gue selalu mencoba mencari cinta yang baru. And someday pasti gue menemukan pasangan hati yang benar-benar cocok sama gue, yang akan terus gue pelihara sampai gue gak ada di dunia ini.
itulah akhir dari cinta gue..."
Sabtu, 02 Maret 2013
KESEMPURNAAN ~ PENYESALAN
Gue kasih ilmu dulu sedikit, simbol "~" dalam judul post gue kali ini artinya "Berbanding Lurus" jadi KESEMPURNAAN berbanding lurus dengan PENYESALAN. Why? makanya simak dulu yee...
Gue jadi inget kenapa gue mutusin mantan pacar gue yang dulu
dulu dan gue selalu pake alesan yang sama kalo gak “kamu itu labil dan
gak pernah mau ngertiin aku
bisa gak sih kamu berubah sedikit aja aku harap kamu bisa. Jangan
banyak banyak berubahnya, nanti kamu malah berubah jadi power ranger merah
jambu lagi
terus memberantas kejahatan dan ngelupain aku lagi…LAGI”
Gue tau kesempurnaan itu cuma ada di cerita dongeng si
kancil anak nakal kalo anak baik namanya Boboiboy (kalian tau gak Boboiboy yang
suka ngomong "Terbaik" terus ada temennya namanya gopal item gemuk
mirip ampas kopi suka ngerubah apapun jadi makanan…ah sudahlah lupain aja)
Ya gue sadar dulu sebenernya gue yang salah kenapa juga harus
seseorang sempurna yang gue mau, padahalkan kesempurnaan itu tumbuh dan
berkembang seiring manisnya gula dan pahitnya pare dalam suatu hubungan.
Seseorang yang sempurna itu cuma ada di novel novel romantis,
kalo novel horor yang ada kuntilanak lagi gelayutan di atas pohon toge, iya
gak?.
Dulu, dulu banget gue sampe lupa, dulu itu gue punya pacar apa
gak. punya deh ya meski itu dulu. gue nyesel dan kenapa harus sekarang gue
baru sadar emang penyesalan itu datengnya belakangan, kalo duluan namanya
pendaftaran betul gak ibu ibu?
Gue selalu nyari seseorang yang sempurna dari segi fisik dari
segi material bahkan dari segi tiga sama kaki. mungkin bukan satu atau dua
orang yang udah jadi korban tapi kira kira dulu pernah sampe sekian mantan, itu
juga yang gue inget, ya bisa di bilang gue itu playgirl cap gigi maju goyang
karawang.
Sampe sekarang penyesalan itu kaya sinetron berlanjut sampe
episode 48 dan take gambar sampe 237 kali gak ada berhentinya
gue kasih tau ya buat apa kesempurnaan itu di cari kalo
akhirnya cuma dapet ampas kopi ibarat kata nih ya, kalo awalnya cuma mau kesempurnaan
dari orang yang kita sayang tapi gak mikirin perasaan dari orang yang kita
sayang sama aja itu nyiksa hubungan kita sendiri
Kesempurnaan mungkin alibi
* kalian tau alibi gak? (gue)
~ gue tau ko
alibi itu apa (lo)
* emang apa
dah?
~ alibi itu
temennya albino kan
yang kalo lahir warnanya putih pucet
gitu
* dasar sempak
rrr.. sok tau lu booorrr
~ terus
alibi itu apa dong qaqa?
* alibi itu alesan bohong bohongan gitu deh
kalo di pikir pikir alibi mungkin juga sodaranya albino atau
mungkin juga alibi itu putri yang tertukar *sinetron* atau alibi itu bapaknya
dari jeremy thomas *mulai ngaco*
yah pokoknya gitu deh Breaking news barusan tentang alibi.
Alibi sering banget gue pake kalo gue udah bosen sama pacar
gue dan gue pake buat hubungan kita di break dulu dan gue cari persinggahan
hati sementara gue sadar sesadar sadarnya ngucapin barusan tuh kata kata tanpa
paksaan dari mantan mantan gue hehe
Namanya juga manusia suka khilaf tapi namanya manusia juga jangan
jatuh ke jurang yang sama kalo masih jatuh juga namanya manusia kera, bukan
begitu bapak bapak?
Untuk semua di manapun kalian berada kalo yang baca tulisan
gue ini kasih liat buat pacarnya, jangan pernah sia siain pacar kalian karena
gue sering banget ngerasain kalo udah putus sama pacar gue, entah kenapa kalo
dia udah bukan milik kita lagi pasti cakepnya meningkat sampe ke level 10
kripik maicih tingkat pedas 5 propinsi dan naik lagi hingga 879,3% pokoknya
cakep banget.
Jadi jangan nyesel! apa lagi sampe keramasan minta balikan
tapi di tolak, itu sedih banget…banget…banget. lo semua harus tau terutama khusus
men bukan be a men.
Rabu, 27 Februari 2013
Hal Absurd tentang Cinta
Setiap orang pasti akan menjadi sosok yang ababil bin galau
bila harus ngomongin hal tentang cinta. Cinta itu apa sih ? terus siapa sih cinta gue ? begitula sejumlah
pertanyaan yang selalu menjelimet di dalam hati para pengemis cinta. Cinta
telah menjadi bagian penting yang sulit dipisahkan dalam kehidupan setiap
mahluk hidup tanpa terkecuali. Cinta memiliki peran tersendiri, bukan antagonis
atau pun protagonis tapi cinta ya cinta, dia mampu memainkan perannya tanpa di
perintah oleh seorang sutradara sekali pun. Cinta juga gak kenal usia, semua
bebas jatuh cinta tidak ada pembatasan. Yang ada pembatasan itu saat lo
lagi mau nonton film 18 plus di bioskop doang sih.
Cinta itu
abstrak, tidak bisa membentuk pada suatu pola tertentu, kadang cinta menjadi
obat penyejuk tapi kadang kala cinta jugalah sumber masalah. Saat ini udah
banyak banget para pengemis cinta dan fakir-fakir asmara korban keganasan
cinta, udah gak bisa di hitung lagi berapa jumlahnya.
Di usia gue
yang telah memasuki semester ke 2 di bangku SMA ini, gue cukup banyak ngalamin
asem manis dalam dunia percintaan. Mulai yang normal sampai yang paling
abnormal kayak gue harus mengalamin cinta lokasi alias gue menyukai 2 orang
katak beradik..eh salah maksudnya kakak beradik. Selama asem manis itu juga gue
perlahan tapi pasti, selalu mengendus dan menemukan jenis cinta dalam
kehidupan, seperti cinta monyet, cinta abg (baca : abege), cinta berat di
ongkos, cinta labil, cinta karena materi, cinta siti nurbaya dan cinta
lain-lainnya. Tinggal lo pilih aja deh, mampunya dimana.
Ngomongin
tentang cinta gue jadi inget dengan perkataan guru fisika gue sewaktu SMP
ditempat gue kursus, beliau ngomong kayak gini “anak-anak kalian sekarang telah
memasuki masa terakhir dalam sekolah SMP yang labil, maka dari itu kalian
nikmatilah waktu demi waktu ini, dan rasakanlah bagaimana rasanya jatuh cinta
di masa sekolah itu wajib loh”, setelah guru gue ngomong kayak gitu, kelas jadi
hening bahkan suaru kentut pun tak terdengar, hanya bau doang yang terasa dan
tidak lama kemudian posisi tangan banyak mengalamin perubahan, yang tadinya di
meja sekarang di posisi hidung sembari mencoba menutupin hidung mereka
masing-masing, kalo gue sih gak ngerasa bau karena gue yang kentut itu haha
bercanda... Banyak teman-teman gue pada nundukin kepala di saat hening itu,
mungkin sebagian besar dari mereka belom merasakan cinta kali ya jadilah
seperti itu, gue juga diam saat itu tapi sebenarnya hati gue tersenyum karena
gue bersyukur bisa merasakan cinta di masa sekolah walaupun agak tragis, tapi
gak apa deh, gue tetep harus bilang…merdeka…hidup cinta !!!.
Sekedar
kasih tau, yang gue maksud cinta dalam tulisan ini, bukanlah seseorang yang
memakai nama samaran cinta kayak di berita-berita kriminal gitu, bukan.
Cinta gak
tau dari mana asal-usulnya, cinta emang sulit di deskripsikan. Cinta itu udah
mirip dengan jelangkung, kalo jelangkung datang gak di jemput pulang gak di
antar, sedangkan cinta datang gak di sangka pulangnya mabuk kepayang, begitulah
cinta...
Selasa, 26 Februari 2013
Ketika diri lo gak dianggap
Oke, mungkin ini postingan galau gue yg kesekian kalinya.
Mungkin saat lo sedang gak dianggep seseorang, cobalah untuk bersabar aja. Sulit sih, tapi cobalah. :)
Disini gue mencoba untuk tidak curhat seperti biasanya. Dan
gue mencoba gak pake kata2 yg lucu, meskipun biasanya kata2nya memang kurang
lucu sih. Kalaupun lucu, lucunya juga maksa. Gpp, namanya jg usaha.
Pernah gak lo kayak gak dianggap sama seseorang, entah
teman, gebetan atau siapalah. Terserah... Jika pernah atau bahkan sering, menurut
lo gimana rasanya? Rasanya.... Gak perlu gue jawab, pasti udah bisa jawab
sendiri kan.
Dan, saat
lo sedang gak dianggep seseorang, pernahkah nyoba mengira-ngira kenapa dia gak
menganggap diri lo? Dan saat lo mengira-ngira itu apakah jawabannya ditemukan?
Pastinya enggak, namanya aja mengira-ngira. Gak pasti. Banyak asumsi.
Yah, saat
tidak dianggap oleh seseorang itu rasanya memang gak enak... banget. Apalagi lo
udah nyoba menghubungi dia lewat apapun, lewat Telfon, SMS, BBM, Facebook,
Twitter dan whatever lah...
Dan ketika kita gak dianggap sama seseorang, aktifitas kita
jadi uring2an, bener gak? Suasana
hati menjadi gundah gulana, dimana kita berada atmosfer terasa panas
mencengkam atau kaya di gantung di atas tower. Gak enak banget intinya...
Cuek sama
gak dianggep itu beda. Inget! beda...
Gak
dianggap itu lebih nyesek daripada cuek. Rasanya? Pahit, kayak lo ngemut pasir.
Cuek itu masih
mending dari pada gak dianggap. Kalau cuek sih... Seseorang itu masih
mempedulikan kita, walaupun cara pedulinya ya begitu, cuek.
Kalau gak dianggep,
itu nyesek dan... Pahit. Pasti salah satu dari lo pernah gak dianggep, rasanya
itu ya kayak dia gak mempedulikan sama sekali. Gak enak? Banget. Saat telfon
gak dianggkat, sms gak dibales, BBM gak diread padahal "D" dan dia
sibuk chat2an, mention ditwitter gak dibales kayak diblock dan dia lg
mention2an. Rasanya itu jengkel, males, nyesek, dan rasanya macem-macem kayak permen nano nano tapi lo ngemutnya barengan sama pasir wkwk.
Mungkin saat lo sedang gak dianggep seseorang, cobalah untuk bersabar aja. Sulit sih, tapi cobalah. :)
Mungkin suatu saat dia akan sadar, betapa
menyesalnya saat dulu dia tidak menganggap lo.
Sabtu, 26 Januari 2013
Flashback (≧◡≦)
Satnite oh satnite dan gue...jomblo. kalo kata temen gue
yang ya…standarnya masih dibawah gue lah “Lo ibarat jomblo naas yang
satnite di depan komputer sambil melukin monitor *ngelus2 idung*.” What? Gue
bukan jomblo naas tapi jomblo elegant yang sayang orang tua WOY! Bikin eeeemooosiiiiiii
*tarik jambul*. Mati.
Oke guys satnite yang kemungkinan gloomy buat gue ini, gue mau curhat dulu dikit tapi agak banyak deh. Tapi gue bingung AIB siapa yang mau gue ungkap setajam SILET *meletin lidah* disini? HAH?! Dan… gue putuskan untuk menceritakan tentang ini nih yang ga tau judulnya apaan -_- yang jelas SIMAK dengan seksama dan… CEKIDOOOOOT
Gue jadi anak SMA sejak bulan juli 2012. Yang tadinya gue
pengen banget masuk salah satu SMA Negeri yang ya gitu deh di Bogor dan akhirnya ga di izinin, akhirnya gue masuk salah satu SMA Negeri di
Cibinong. Yaa no problem lah...
Di SMA
ini...terlalu banyak drama, dan gue benci drama. Mulai dari guru, pelajaran, nilai,
kakak kelas dan... blablabla. Oh iya, cinta juga termasuk ke dalam drama, gue
harusnya masukkin ini ke nomer pertama drama paling hot dalam masa SMA.
Cinta, gue
pernah komitmen kalo gue ga bakalan jatuh cinta lagi sama siapapun, gue kapok...gue
mabok...
kapok...mabok...*biar
keren jadi kata-katanya diulang-ulang*
Tapi
nyatanya, gue sadar kalo cinta itu lebih liar dari raja hutan. Gue naksir salah
satu temen seangkatan gue. Dari gue sering ngeliatin aja bisa jadi deket
(gausah dibahas yang satu ini hehehe).
Sudahlah…gue
lelah. Kisah cinta SMA gue ini terlalu pedih.
Pedih...Pedih...
PEEEEDIIIIH....*sengaja diulang lagi biar keliatannya pedih
beneran* dan gue baru sadar kalo SMP itu beda sama SMA. Bukan, bukan beda huruf
P sama A-nya aja. Ya.. Kalo yang masih SD atau TK baca blog gue sih...cukup
pahamin aja kalo gue cakep wkwk Oke lanzuuut ...
Gue pernah mikir kalo aja gue bisa balik ke SMP, gue ga
bakal nyia-nyian indahnya kayak gimana. Siapa bilang SMA itu tidak terlupakan?!
Di sinetron-sinetron yang gue tonton, anak SMA itu bawa tas
segede tomcat, terus setiap dia jalan ada angin-angin yang buat rambutnya
terbang, lalu dia jatuh cinta sama cowok, cowok itu juga jatuh cinta sama dia,
pedekate sekedar duduk bareng di kantin, pulang bareng lalu jadian... TAMAT.
SMA GA KAYA GITU KALEEEEEEEEE....................
Ya rolling eyes aja, SMA ga bawa tas sekecil itu, kalian
wajib tau kalo buku gue ditimbang pake timbangan posyandu, timbangannya bisa
jebol...Terus kalo kita suka sama lawan jenis, YA GA SEGAMPANG ITU JUGA
KALIIII...Kalo disinetron mereka terlihat gampang jatuh cinta dan mempunyai
rasa yang sama, realita-nya itu sangat sulit, bahkan untuk mereka yang mukanya
bagus sekalipun.
Kita kan gak tau kalo gebetan kita punya rasa yang sama atau nggak...
Kita kan
gak tau kalo gebetan kita peka sama kode-kode yang kita kasih..
Kita kan
gak tau kalo gebetan kita udah punya pacar apa belum..
Kita kan
gak tau kalo gebetan kita homo apa bukan…
Oke stop! Makin ngaco.
Ya pokoknya begitulah, kisah cinta SMA ga seindah itulah
FTV-FTV yang menggiurkan hati para jomblo naas macem gue. Rolling eyes aja. Ibaratnya
aja nih ya, kita kira backsound hidup kita di SMA itu lagu Blink- Putih
Abu-abu, eh ternyata malah jadi lagu Kangen Band- Pujaan Hati....wkwk
Eh iya, Andhika
Kangen Band apa kabar ya?
Jadi kangen uuuuuu...
(˘ε˘ƪ)
Senin, 21 Januari 2013
Benci Untuk Mencinta...
Gue benci saat jatuh cinta. Gue benci merasa senang
saat bertemu lagi dengan lo. Tersenyum malu-malu dan selalu menebak-nebak. Gue
benci saat jatuh cinta terutama sama lo yang membuat gue deg-degan menunggu dan
salah tingkah setiap kali lo memperhatikan betapa anehnya gue setiap
sepasang mata ini bertemu.
Gue benci terkejut senang setiap lo mengirim pesan
singkat buat gue dan gue benci kenapa harus memakan waktu begitu lama untuk
membalasanya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Gue benci ketika jatuh
cinta, semua detail yang gue ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke lo menjadi
penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau gue akan kehilangan lo. Gue benci
harus berada dalam posisi seperti itu.
Gue benci harus
menerjemahkan isyarat-isyarat lo itu. Apakah pertanyaan lo itu sekadar
pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang gue salah artikan dengan
penuh percaya diri? Apakah ucapan lo yang begitu perhatian ke gue hanya ucapan
biasa yang ga ada artinya, atau ada maksud lain, atau gue yang sekali lagi salah
mengartikan dengan penuh percaya diri?
Gue benci ketika
logika bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata,
pada akhirnya lo akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,”
harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logika lo.”
Gue benci saat diri ini bertanya-tanya “Apakah gue
pantes dapetin hati lo?
Gimana caranya agar lo tau
perasaan gue ke lo? Come on,I'm a girl.Must i begin it first?”. Pengen rasanya
gue marah-marah ke lo.Apa lo ga pernah ngerti kalo akhir-akhir ini gue berusaha
banget buat nunjukkin perasaan itu ke lo.
Andai lo tau berat
bagi gue buat nunjukkin sepenuhnya perhatian ini ke lo tanpa harus ada orang
yang tau. Berat buat gue nutupin rasa cemburu yang mungkin bisa gue tahan saat
mereka memuji dan memuja lo,bahkan menceritakan lo dengan yang lain. Perasaan
ini udah gue tahan…dan tahan sampai akhirnya… gue MUAK buat nahan perasaan ini
ke lo.
Gue ga pernah tau apa yang ada dalam pikiran lo, hati
gue meletup pelan setiap gue bertanya-tanya “Sampai kapan gue harus menunggu lo
jatuh cinta ke gue? Rindu ini terus mengganggu, resah ini telah menjadi kabut
yang menutupi kebenaran yang ada dan gatau harus dimana gue temuin jawabannya”.
Ini salah! Gue ga bisa memendam perasaan ini terus menerus, pada akhirnya gue
hanya bisa jatuh cinta sendirian.
Kamis, 17 Januari 2013
Not Understand ! Why?
Tek cetak cetek cetak cetek (*efek sound ngetik)
Huaa, udah lama juga gak ngepost lagi dan entah kenapa jadi
fired up (semangat.red) buat nge-post di tengah gundah gulana badai menerjang
akan tugas-tugas yang bergelimpangan yang membuat hati menjadi tegang seakan
merubah hidup seakan cinderella yang selalu ters---- (STOP in Detik ini udah
mulai berlebihan) Detik berganti menit, menit berganti jam inspirasi mulai
berkabut wkwk. Oke lanjut gue yang udah kece ombak gini mau ngepost. *muka serius*
Jalan menuju impian, kadang kasar, keras, dan gak rata
kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan
oleh orang lain
seperti seekor marmut berwarna merah jambu yang terus
menerus jatuh cinta, loncat dari suatu relationship ke yang lainnya, mencoba berlari
dan berlari didalam roda bernama cinta, seolah-olah maju tetapi tidak...karena
sebenarnya jalan ditempat.
bagaimana besarnya masalah kita, orang-orang lain akan tetap
berjalan maju. tidak ada yang memahami. walaupun ketika kita bercerita mereka
pasti akan bilang, 'gue tau apa rasanya' tapi mereka tidak bener-bener tau.
karena mereka tidak dalam posisi kita. Tidak!
satu hal yang gue sadarin, gue jadi sedikit ngerti kenapa
kisah 'cinta' waktu zaman SD itu disebut cinta monyet. seperti gue dulu, yang
gak peduli bisa bahasa inggris apa engga, gak peduli reaksi dia bakalan kayak
gimana, gak peduli rambut gatel, atau bau badan jadi kayak bunga kuburan. hanya
satu yang peduli; gue dapet perhatian orang yang gue suka. mungkin, orang dewasa
melihat ini bodoh, seperti monyet. tapi gue rasa ini adalah problem yang ada di
orang dewasa. problemnya, orang dewasa gak lagi kayak anak kecil. untuk cinta
sama orang aja, yang namanya orang dewasa harus melalui banyak pertimbangan;
agama harus yang sama, harus punya pekerjaan tetap, harus bisa ngebikin nyaman,
harus deket dengan orang tua... bla bla bla bla kemana gaya cinta-cintaan zaman SD dulu? kemana
sikap masa bodo, dan hanya pentingin satu: gue suka sama dia. hmmm. kalo gitu,
orang dewasa bisa disebut cinta yang lebih primitif dari cinta monyet, dong?
mungkin, itu seharusnya disebut cinta brontosaurus.
Gue gak pernah ngerti sama diri gue sendiri kenapa terkadang
sebuah hal yang (kayaknya) kecil bisa begitu jadi besar buat gue. Bisa ngebuat
gue kecewa, dan gue gak pernah ngerti kenapa kekecewaan ini bisa berubah
seperti kanker yang menyebar dan menggerogoti perasaan gue sendiri… lama-lama
ngebunuh dari dalam… dan mati. Gue gak pernah mengerti bagaimana harus
mensiasati ini. Gue gak pernah ngerti kenapa buat gue, what has done yah done…
the damage has been done, and nothing we can do about it. There is absolutely
nothing we can do about it. Kenapa? Kenapa gue gak bisa membuat semua ini
seolah gak nampak, dan jalan terus. Kenapa? Kenapa? Kenapa gue harus membuat
semua hal sempurna?
Kalau yang namanya kesempurnaan itu gak ada, dan kita terus
mengejar kesempurnaan, apa gue berarti mengejar sesuatu yang tidak ada? Dan
kalau yang namanya memaafkan itu berarti melupakan, bagaimana cara melupakan
sesuatu yang telah kita maafkan? Bahkan jika hal tersebut tidak seharusnya
terjadi?
Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan
perasaan hati yg tidak tersampaikan dan hanya bisa, seperti yang mereka selalu
lakukan, jatuh cinta sendirian.
Senin, 14 Januari 2013
Diam Diam Suka♥(ʃ⌣ƪ)♥
Kau adalah incaran hatiku
Ku slalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Dibalik senyumku ada cinta untukmu
Dibalik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Kau adalah incaran hatiku
Ku slalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Dibalik senyumku ada cinta untukmu
Dibalik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Ku slalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Dibalik senyumku ada cinta untukmu
Dibalik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Kau adalah incaran hatiku
Ku slalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Dibalik senyumku ada cinta untukmu
Dibalik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Langganan:
Postingan (Atom)